My Team (LOOP Community)

My Team (LOOP Community)

Minggu, 24 Juni 2012

BENDERA d'Masiv DI PUNCAK PAPANDAYAN

BENDERA D'MASIV DI PUNCAK PAPANDAYAN

 

 Written by Rama Ramadhan on .
 
BENDERA D'MASIV DI PUNCAK PAPANDAYAN
 
Berawal dari hobi saya diluar bermusik bersama d'masiv yaitu adventure dan traveling,membuat saya selalu ingin mendatangi tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi. Ketertarikan akan alam terutama gunung menimbulkan ide, saya ingin sekali mengibarkan bendera d'masiv dipuncak-puncak gunung baik di Indonesia ataupun di luar negeri. Pada tahun ini terpilihlah Gunung Papandayan sebagai tujuan saya dan teman-teman yang juga mempunyai hobi yang sama, mendaki gunung, untuk liburan sekaligus mewujudkan ide saya tadi.
 
(Day I)
 
Minggu 10 juni 2012, pukul 02.00 WITA saya beranjak dari Samarinda menuju Balikpapan. Terpaksa harus

 meninggalkan seluruh tim d'masiv lebih dulu karena harus mengejar jadwal first flight. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya saya sampai di bandara Sepingan di Balikpapan. Menunggu pesawat kurang lebih satu jam diruang tunggu bandara, pengumuman boarding pun tiba. Perjalanan ke Jakarta ditempuh sekitar 2 jam. Cuacanya cukup bagus, sempat sesekali saya mengambil gambar saat sedang di atas awan. Perjalanan itu juga saya manfaatkan untuk tidur, lumayan bisa melemaskan otot-otot yang capek karena manggung tadi malam..
 
Pukul 7.00 WIB, saya tiba di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Disana sudah ada "rombongan" yang telah menunggu saya, yaitu Taufik dan Sardi (teman smp), Meidy, dan Indri (adik saya). Setelah cek list perlengkapan yang akan dibawa, kami segera berangkat dengan kecepatan santai menuju Garut. Terlihat antusias dan semangat teman-teman begitu tinggi pagi ini. Maklum kami jarang punya kesempatan naik gunung apalagi disela-sela kesibukan kami masing-masing.
 
Sekitar 5 jam perjalanan, sampailah kami di area parkir kaki Gunung Papandayan dengan disambut oleh para ranger atau penjaga pos dan guide disana, diantaranya Gones dan Komik. Gones adalah ketua koordinator di sana dan Komik adalah salah satu ranger yang pernah menemani teman saya mendaki ke puncak Gunung Papandayan. Sambil menikmati hidangan minuman hangat dari para ranger, saya dibantu Sardi dan Taufik mendirikan tenda. Langit semakin gelap, kami harus istirahat karena besok pagi kami akan melanjutkan perjalanan ke "Puncak Saladah" dan "Tegal Alun".
 
(Day II)
 
Senin 11 juni 2012. Pukul 06.00 kami bangun dengan disambut udara yang sangat segar. Karena harus  segera  melanjutkan perjalanan, kami berbagi tugas. Ada yang memasak, packing tenda, dan packing perlengkapan untuk bermalam di atas (karena kami berencana bermalam di Puncak Saladah) sampai semua beres. Pukul 09.00 kami memulai perjalanan, tidak lupa diawali doa agar semua selamat sampai tujuan.
 
Nah, diantara kami berlima Meidy lah yang sudah pernah sampai lebih dulu di puncak Pandayan. Jadi dia sudah lumayan hafal track untuk mendaki kesana. Namun demi kelancaran perjalanan kami tetap mengajak satu orang guide yang akan memandu perjalanan, yaitu Mas Komik.
 
Carier dan ransel dengan berbagai isinya kami gendong di pundak dengan percaya diri. Ternyata semakin lama terasa sangat berat, khususnya milik saya dan Sardi karena kebetulan carier kamilah yang berukuran lebih besar dari yang lain.
 
Baru berjalan beberapa langkah saja pemandangan yang sangat luar biasa mulai tampak di mata saya. Tidak sabar rasanya ingin foto-foto dan bernarsis ria, hehe.. Saya dapat melihat puncak gunung yang akan kita tuju. Terlihat jelas karena cuacanya sangat cerah.
 
Tiba-tiba rasa ragu mulai datang, antara yakin dan tidak apakah saya sanggup berjalan jauh dan terus menanjak dengan track bebatuan yg rawan tergelincir dan dengan beban yang sangat berat di pundak saya dan teman-teman. Ini sangat mengganggu psikologi kami, terutama saya, karena sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan mendaki. Tetapi dengan keyakinan akhirnya semua dapat diatasi. Kami terus berjalan.
 
Ditengah-tengah perjalanan kami tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT atas keindahan alam yang disajikan di Gunung Papandayan ini sambil sesekali mengambil gambar. Di perjalanan, kami melewati suatu wilayah yang disebut hutan mati, yaitu wilayah yang dulunya adalah sebuah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon besar kemudian pohon-pohon itu menjadi hangus dan mati karena terkena asap panas letusan Gunung Papandayan tahun 2002. Di sana adalah tempat yang sangat bagus untuk berfoto karena bentuk batang-batang pohon yang mati itu terlihat luar biasa unik dan dari sana semua view Papandayan terlihat. Sampai di hutan mati menandakan kami sudah semakin dekat dengan tujuan.
 
Setelah melewati track bebatuan yang gersang dan cukup berat mulailah kami berjalan di atas rerumputan. Tidak lama kemudian beberapa pohon bunga edelweis, bunga yang hanya dapat tumbuh di ketinggian tertentu yaitu di puncak gunung, mulai terlihat. Wah, ternyata sudah sampai di Puncak Saladah, tempat di mana kami akan bermalam. Kami segera mendirikan tenda lalu dilanjutkan dengan makan siang. Setelah kenyang dan mengumpulkan lagi tenaga yang hampir terkuras habis di perjalanan tadi kami melanjutkan perjalanan menuju Tegal Alun. Perjalanan sekitar setengah jam dari Puncak Saladah.
 
Ditengah perjalanan ke Tegal Alun, kami bertemu dengan sekelompok orang yang mengaku penduduk asli daerah kaki Gunung Papandayan sedang mengambil bunga edelweis dalam jumlah banyak bahkan sampai ke akar pohonnya. Tindakan ini sangat-sangat tidak baik dan dapat merusak lingkungan. Kami dan Mas Komik (guide) sempat mengingatkan mereka tetapi mereka malah berkata, "kami juga orang asli sini" (dengan bahasa sunda). Wah menurut saya justru penduduk asli lah yang harusnya lebih menjaga lingkungannya sendiri dan memberi contoh kepada orang lain, bukan malah merusak. Apa lagi bunga edelweis adalah tumbuhan yang dilindungi. Kita berdoa saja, semoga mereka semua akan sadar apa yang mereka lakukan adalah kesalahan besar. Dan semoga akan ada penjagaan secara khusus dan tegas dari pemerintah untuk tumbuh-tumbuhan yang dilindungi.
 
Akhirnya kami pun sampai di Tegal Alun, di surganya para pendaki, yaitu padang edelweis. Saya takjub sekali ketika di depan mata saya terbentang padang edelweis yang begitu luas. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
 
Hampir 2 jam kami menghabiskan waktu di Tegal Alun. Berfoto, bersantai-santai, makan, minum, dan bahkan tidur! Pokoknya semua lelah hilang seketika karena terbayar disini. Dan yang paling penting, untuk pertama kalinya bendera D'MASIV dikibarkan di puncak gunung.
 
Setelah merasa puas menghabiskan waktu di tegal alun,sekitar pukul 16.30 kami kembali ke tenda di Puncak Saladah. Malam yang sangat dingin, langit malam yang cerah lengkap dengan bintang yang bertaburan kami nikmati sambil membuat api unggun, ngobrol, minum-minuman hangat, dan makan malam pastinya. Malam ini kami tidur dengan pakaian yang jauh lebih tebal dari malam sebelumnya
 
 
(Day III)
 
Sekilas tentang gunung ini. Dengan ketinggian ±2665 MDPL Gunung Papandayan yang terletak di Desa Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, adalah gunung berapi aktif dan pernah meletus pada tahun 2002. Setelah letusan itu maka countur gunung papandayan semakin eksotis dan semakin memanjakan mata para pendaki. Daerah ini sangat direkomendasikan untuk para pendaki pemula karena jalur pendakian tidak memakan waktu yang terlalu lama. Dan banyak sekali pemandangan indah yang mengiringi kita di sepanjang perjalanan.
 
Pagi kali ini,selasa 12 juni 2012,saya bangun dengan udara yang dingin sekali, tetapi saya paksakan keluar tenda untuk menghirup udara yg sangat segar dan alami, sambil menunggu sunrise. Dan alhasil,bangun pagi saya tidak sia-sia. Saya dan teman-teman dapat mengabadikan momen sunrise yang sangat indah pagi ini. Setelah bersiap, pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini tidak mendaki, tetapi turun menuju area parkir. Selama perjalanan kami tidak bosan-bosannya berfoto untuk mengabadikan setiap momen yang sangat tidak terlupakan ini.
 
Kami tidak langsung ke area parkir, tetapi kami menyempatkan untuk mampir ke salah satu tempat yang sangat harus dikunjungi di gunung ini juga, kawah dan danau vulkanik. Danau vulkanik ini baru terbentuk setelah letusan Gunung Papandayan tahun yang terjadi tahun 2002.
 
Di tengah perjalanan kesana kami menemukan aliran sungai yang berwarna biru yang bagus sekali. Bau khas belerang yang menusuk pun sudah mulai tercium. Asap belerang bercampur dengan kabut yang cukup tebal menghalangi jarak pandang kami. Terasa sekali tipisnya udara sehingga membuat saya batuk-batuk. Tak lama kemudian udara kembali normal. Setelah melewati jalan naik turun akhirnya sampai di danau vulkanik berwarna hijau yang sangat indah itu.
 
Banyak wisatawan asing yang datang ke danau ini untuk berenang. Tadinya saya berniat untuk berenang juga, tetapi saat sampai disana niat 
itu berubah karena udara yang dingin dan suasana sedang sedikit mencekam karena kabut tebal, hehe..
Finally, sampailah kami di pos jaga Gunung Papandayan. Kami pun mengabadikan momen bersama para ranger Papandayan kemudian mengecek toilet yang saya serahkan saat baru tiba 2 hari yang lalu sudah tepasang rapi. Toilet itu dititipkan pada saya oleh seseorang yang perduli dengan tempat indah ini dan juga para rangernya.
 
 
Setelah semua beres dengan berat hati saya, Taufik, Sardi, Meidy, dan Indri meninggalkan tempat yang sangat memberikan kesan ini untuk kembali ke Jakarta dan menjalankan rutinitas kami sehari-hari. Alhamdulillah cita-cita saya terwujud untuk mengibarkan bendera d'Masiv di puncak gunung. Dan mudah-mudahan saya bisa membawa seluruh tim d'Masiv naik gunung dan MASIVERS juga tentunya, hehe.. Sampai jumpa digunung-gunung berikutnya! Keep our environment guys!!
 
 
Salam 5 jari,
 
Rama Ramadhan
Foto By : Meidy

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar